Biodegradasi adalah proses dimana bahan
organik yang dirobohkan oleh enzim dihasilkan oleh organisme hidup. Istilah
yang sering digunakan dalam kaitannya dengan ekologi, pengelolaan sampah dan
lingkungan proses pengobatabn (bioremediation). Bahan organik dapat direndahkan
dengan cara memberikan udara, dengan oksigen, atau tidak dengan udara, tanpa
oksigen. Sebuah istilah yang terkait dengan biodegradasi adalah
biomineralisasi, yang dalam hal ini organik diubah menjadi mineral.
Biosurfactant, sebuah sel luar yang tersembunyi oleh mahluk yg kecil dapat
meningkatkan proses biodegradasi.
Minyak bumi terbentuk sebagai hasil
akhir dari penguraian bahan-bahan organik (sel-sel dan jaringan hewan/tumbuhan
laut) yang tertimbun selama berjuta tahun di dalam tanah, baik di daerah
daratan atau pun di daerah lepas pantai. Hal ini menunjukkan bahwa minyak bumi
merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Terbentuknya minyak
bumi sangat lambat, oleh karena itu perlu penghematan dalam penggunaannya.
Minyak bumi kasar (baru keluar dari
sumur eksplorasi) mengandung ribuan macam zat kimia yang berbeda baik dalam
bentuk gas, cair maupun padatan. Bahan utama yang terkandung di dalam minyak
bumi adalah hidrokarbon alifatik dan aromatik. Minyak bumi mengandung senyawa
nitrogen antara 0-0,5%, belerang 0-6%, dan oksigen 0-3,5%. Terdapat sedikitnya
empat seri hidrokarbon yang terkandung di dalam minyak bumi, yaitu seri
n-paraffin (n-alkana) yang terdiri atas metana (CH4) sampai aspal yang memiliki atom karbon (C) lebih
dari 25 pada rantainya, seri iso-paraffin (isoalkana) yang terdapat hanya
sedikit dalam minyak bumi, seri neptena (sikloalkana) yang merupakan komponen
kedua terbanyak setelah n-alkana, dan seri aromatik (benzenoid).
Dekomposisi Minyak Bumi
Degradasi minyak bumi dapat dilakukan
dengan memanfaatkan mikroorganisme seperti bakteri, beberapa khamir, jamur,
sianobakteria, dan alga biru. Mikroorganisme ini mampu menguraikan komponen
minyak bumi karena kemampuannya mengoksidasi hidrokarbon dan menjadikan
hidrokarbon sebagai donor elektronnya. Mikroorganisme ini berpartisipasi dalam
pembersihan tumpahan minyak dengan mengoksidasi minyak bumi menjadi gas karbon
dioksida (CO2). Sebagai contoh, bakteri pendegradasi minyak bumi
akan menghasilkan bioproduk seperti asam lemak, gas, surfaktan, dan biopolimer
yang dapat meningkatkan porositas dan permeabilitas batuan reservoir formasi klastik
dan karbonat apabila bakteri ini menguraikan minyak bumi.
Di dalam minyak bumi terdapat dua macam
komponen yang dibagi berdasarkan kemampuan mikroorganisme menguraikannya, yaitu
komponen minyak bumi yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme dan komponen yang
sulit didegradasi oleh mikroorganisme.
Komponen minyak bumi yang mudah
didegradasi oleh bakteri merupakan komponen terbesar dalam minyak bumi atau
mendominasi, yaitu alkana yang bersifat lebih mudah larut dalam air dan
terdifusi ke dalam membran sel bakteri. Jumlah bakteri yang mendegradasi
komponen ini relatif banyak karena substratnya yang melimpah di dalam minyak
bumi. Isolat bakteri pendegradasi komponen minyak bumi ini biasanya merupakan
pengoksidasi alkana normal.
Komponen minyak bumi yang sulit
didegradasi merupakan komponen yang jumlahnya lebih kecil dibanding komponen
yang mudah didegradasi. Hal ini menyebabkan bekteri pendegradasi komponen ini
berjumlah lebih sedikit dan tumbuh lebih lambat karena kalah bersaing dengan
pendegradasi alkana yang memiliki substrat lebih banyak. Isolasi bakteri ini
biasanya memanfaatkan komponen minyak bumi yang masih ada setelah pertumbuhan
lengkap bakteri pendegradasi komponen minyak bumi yang mudah didegradasi.
Jenis Hidrokarbon yang Didegradasi Mikroba
1. Hidrokarbon Alifatik
Mikroorganisme pedegradasi hidrokarbon rantai lurus dalam
minyak bumi ini jumlahnya relatif kecil dibanding mikroba pendegradasi
hidrokarbon aromatik. Di antaranya adalah Nocardia, Pseudomonas, Mycobacterium,
khamir tertentu, dan jamur. Mikroorganisme ini menggunakan hidrokarbon tersebut
untuk pertumbuhannya. Penggunaan hidrokarbon alifatik jenuh merupakan proses
aerobik (menggunakan oksigen). Tanpa adanya O2, hidrokarbon ini
tidak didegradasi oleh mikroba (sebagai pengecualian adalah bakteri pereduksi
sulfat).
Langkah pendegradasian hidrokarbon alifatik jenuh oleh
mikroorganisme meliputi oksidasi molekuler (O2) sebagai sumber
reaktan dan penggabungan satu atom oksigen ke dalam hidrokarbon teroksidasi.
Reaksi lengkap dalam proses ini terlihat pada gambar 1.
Gambar 1. Reaksi degradasi hidrokarbon alifatik
2. Hidrokarbon Aromatik
Banyak senyawa ini digunakan sebagai donor elektron
secara aerobik oleh mikroorganisme seperti bakteri dari genus Pseudomonas.
Metabolisme senyawa ini oleh bakteri diawali dengan pembentukan Protocatechuate
atau catechol atau senyawa yang secara struktur berhubungan dengan senyawa ini.
Kedua senyawa ini selanjutnya didegradasi menjadi senyawa yang dapat masuk ke
dalam siklus Krebs (siklus asam sitrat), yaitu suksinat, asetil KoA, dan
piruvat. Gambar 2 menunjukkan reaksi perubahan senyawa benzena menjadi
catechol.
Gambar 2. Reaksi degradasi hidrokarbon aromatic
Faktor Pembatas Biodegradasi
Kemampuan sel mikroorganisme untuk melanjutkan
pertumbuhannya sampai minyak bumi didegradasi secara sempurna bergantung pada
suplai oksigen yang mencukupi dan nitrogen sebagai sumber nutrien. Seorang
ilmuwan bernama Dr. D. R. Boone menemukan bahwa nitrogen tetap merupakan
nutrien yang paling penting untuk degradasi bahan bakar. Selain itu keaktifan
mikroorganisme pendegradasi hidrokarbon juga dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan seperti temperatur dan pH. Kondisi lingkungan yang tidak sesuai
menyebabkan mikroba ini tidak aktif bekerja mendegradasi minyak bumi. Sebagai
contoh, penambahan nutrien anorganik seperti fosfor dan nitrogen untuk area
tumpahan minyak meningkatkan kecepatan bioremediasi secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
- Agus, A. 1984. Mengerti Kimia 1. Jurusan Kimia FMIPA ITB, Bandung.
- Chapman, P.J., M. Shelton, M. Grifoll, & S. Selifonov. 1995. Fossil fuel biodegradation: Laboratory study. Environmental Health perspectives. 103.
- Pikoli, M. R., P. Aditiawati, & D. I. Astuti. 2000. Isolasi bertahap dan identifikasi isolat bakteri termofilik pendegradasi minyak bumi dari sumur bangko. Jurusan Biologi, ITB, Bandung.
- Toccalino, P. L., R. L. Johnson, & D. R. Boone. 1993. Nitrogen limitation and nitrogen fixation during alkane biodegradation in a sandy soil. Appl. Environ. Microbiol. 59:2977-2983.
PERMASALAHAN :
Komponen
minyak bumi yang mudah didegradasi oleh bakteri merupakan komponen terbesar
dalam minyak bumi atau mendominasi, yaitu alkana yang bersifat lebih mudah
larut dalam air dan terdifusi ke dalam membran sel bakteri.
Komponen
minyak bumi yang sulit didegradasi merupakan komponen yang jumlahnya lebih
kecil dibanding komponen yang mudah didegradasi. Hal ini menyebabkan bekteri
pendegradasi komponen ini berjumlah lebih sedikit dan tumbuh lebih lambat
karena kalah bersaing dengan pendegradasi alkana yang memiliki substrat lebih
banyak.
PERTANYAAN :
Bagaimana caranya agar komponen minyak bumi yang jumlahnya lebih kecil bisa dengan mudah didegradasi??? Perlakuan apa yang mesti dilakukan???
Baiklah saudari fatimah, saya akan menjawab permasalahan dari blog anda. Sebagaimana yang telah di nyatakan dalam blog anda bahwa komponen minyak bumi yang mudah didegradasi oleh bakteri merupakan komponen terbesar dalam minyak bumi atau mendominasi, yaitu alkana yang bersifat lebih mudah larut dalam air dan terdifusi ke dalam membran sel bakteri. Jumlah bakteri yang mendegradasi komponen ini relatif banyak karena substratnya yang melimpah di dalam minyak bumi sedangkan omponen minyak bumi yang sulit didegradasi merupakan komponen yang jumlahnya lebih kecil dibanding komponen yang mudah didegradasi. Hal ini menyebabkan bekteri pendegradasi komponen ini berjumlah lebih sedikit dan tumbuh lebih lambat karena kalah bersaing dengan pendegradasi alkana yang memiliki substrat lebih banyak. Maka yang dapat di lakukan adalah dengan menambahkan substrat komponen yang kecil dalam pengolahan minyak bumi tersebut lebih banyak daripada komponen alkana sehingga bakteri pendegradasi komponen kecil yang telah di tambahkan akan relatif banyak daripada bakteri pendegradasi komponen alkana maka komponen yang kecil tersebut akan dapat di degradasi.Hal ini di karenakan semakin banyak substrat suatu senyawa yang terdapat dalam minyak bumi maka akan semakin banyak pula bakteri pendegradasi senyawa tersebut.
BalasHapusmungkin bisa dilakukan dengan penambahan subtrat yang sesuai untuk mendegradasi komponen minyak bumi yg kecil tdi tpi agar bakteri untuk mendegradasi komponen minyak bumi tadi tumbuh cepat dan bnyak..
BalasHapusjika masih kurang mungkin ada tambahan
menanggapi pertanyaan dari anda,
BalasHapusMinyak bumi yang sulit di degradasi mungkin saja bisa menjadi mudah di degradasi dengan menambah jumlah bakteri pendegradasinya. Dan menambah jumlah bakteri tersebut tentunya dengan cara menambah jumlah substrat untuk bakteri pendegradasinya. Karena seperti yang anda tuliskan pada blog anda bahwa “Jumlah bakteri pendegradasi minyak bumi yang mudah di degradasi relatif banyak karena substratnya yang melimpah di dalam minyak bumi” sehingga mungkin saja hal yang sama bisa terjadi pada bakteri pendegradasi minyak bumi yg sukar di degradasi. Semikian, semoga membantu.