Ada beberapa cara
pembuatan ester di laboratorium antara lain :
1. Pembuatan ester
menggunakan asam karboksilat
2. Pembuatan ester
menggunakan asil klorida (klorida asam)
3. Pembuatan ester
menggunakan anhidrida asam
Pada halaman ini akan membahasa
pembuatan ester dengan cara yang pertama yaitu :
Pembuatan ester menggunakan asam
karboksilat
Berbagai metode pembuatan ester telah dikembangkan. Salah
satu metode umum yang digunakan adalah reaksi alkohol dengan asam karboksilat.
Pada reaksi ini, asam sulfat ditambahkan sebagai pendehidrasi (katalis).
Metode ini bisa digunakan
untuk mengubah alkohol menjadi ester, tetapi metode ini tidak berlaku bagi
fenol – senyawa dimana gugus -OH terikat langsung pada sebuah cincin benzen.
Fenol bereaksi dengan asam karboksilat dengan sangat lambat sehingga reaksi
tidak bisa digunakan untuk tujuan pembuatan.
Pembuatan
ester di laboratorium
Sifat
kimiawi reaksi
Ester
dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan
katalis asam. Katalis ini biasanya asam sulfat pekat. Gas hidrogen klorida
kering terkadang digunakan, tetapi penggunaannya cenderung melibatkan
ester-ester aromatik (ester dimana asam karboksilat mengandung sebuah cincin
benzen).
Reaksi
pengesteran (esterifikasi) berjalan lambat dan dapat balik (reversibel).
Persamaan untuk reaksi antara asam RCOOH dengan alkohol R’OH (dimana R dan R’
bisa sama atau berbda) adalah sebagai berikut:
Jadi, misalnya, jika anda membuat etil etanoat dari asam etanoat dan etanol, maka persamaan reaksinya akan menjadi:
Pada sintesis ester, asam asetat melepaskan gugus –OH dan
alkohol melepaskan gugus H yang dikeluarkan sebagai H2O. Reaksi
tersebut adalah reaksi kesetimbangan. Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil
yang banyak, dilakukan dengan salah satu pereaksi berlebih, atau dapat juga
dilakukan mengeluarkan ester yang terbentuk agar kesetimbangan bergeser ke arah
produk. Untuk memproduksi ester dalam jumlah banyak, metode tersebut kurang
efisien dan tidak praktis sebab tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini relatif
kecil (Kc=3). Oleh karena tetapan kesetimbangan kecil, produk yang
dihasilkan pun sedikit.
Melangsungkan
reaksi
Dalam
skala tabung uji
Asam
karboksilat dan alkohol sering dipanaskan bersama disertai dengan beberapa
tetes asam sulfat pekat untuk mengamati bau ester yang terbentuk.
Untuk
melangsungkan reaksi dalam skala tabung uji, semua zat (asam karboksilat,
alkohol dan asam sulfat pekat) yang dalam jumlah kecil dipanaskan di sebuah
tabung uji yang berada di atas sebuah penangas air panas selama beberapa menit.
Karena
reaksi berlangsung lambat dan dapat balik (reversibel), ester yang terbentuk
tidak banyak. Bau khas ester seringkali tertutupi atau terganggu oleh bau asam
karboksilat. Sebuah cara sederhana untuk mendeteksi bau ester adalah dengan
menaburkan campuran reaksi ke dalam sejumlah air di sebuah gelas kimia kecil.
Terkecuali
ester-ester yang sangat kecil, semua ester cukup tidak larut dalam air dan
cenderung membentuk sebuah lapisan tipis pada permukaan. Asam dan alkohol yang
berlebih akan larut dan terpisah di bawah lapisan ester.
Ester-ester
kecil seperti pelarut-pelarut organik sederhana memiliki bau yang mirip dengan
pelarut-pelarut organik (etil etanoat merupakan sebuah pelarut yang umum
misalnya pada lem).
Semakin
besar ester, maka aromanya cenderung lebih ke arah perasa buah buatan –
misalnya “buah pir”.
Dalam
skala yang lebih besar
Jika anda
ingin membuat sampel sebuah ester yang cukup besar, maka metode yang digunakan
tergantung pada (sampai tingkatan tertentu) besarnya ester. Ester-ester kecil
terbentuk lebih cepat dibanding ester yang lebih besar.
Untuk
membuat sebuah ester kecil seperti etil etanoat, anda bisa memanaskan secara
perlahan sebuah campuran antara asam metanoat dan etanol dengan bantuan katalis
asam sulfat pekat, dan memisahkan ester melalui distilasi sesaat setelah
terbentuk.
Ini dapat
mencegah terjadinya reaksi balik. Pemisahan dengan distilasi ini dapat dilakukan
dengan baik karena ester memiliki titik didih yang paling rendah diantara semua
zat yang ada. Ester merupakan satu-satunya zat dalam campuran yang tidak
membentuk ikatan hidrogen, sehingga memiliki gaya antar-molekul yang paling
lemah.
Ester-ester yang lebih besar cenderung terbentuk lebih
lambat. Dalam hal ini, mungkin diperlukan untuk memanaskan campuran reaksi di
bawah refluks selama beberapa waktu untuk menghasilkan sebuah campuran
kesetimbangan. Ester bisa dipisahkan dari asam karboksilat, alkohol, air dan
asam sulfat dalam campuran dengan metode distilasi fraksional.
SUMBER :
http://budisma.web.id/materi/sma/kimia-kelas-xii/struktur-gugus-fungsi-ester/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/sifat_senyawa_organik/ester1/pembuatan_ester/#commenting
Pada artikel diatas dikatakan bahwa pembuatan ester
dilakukan dengan cara apabila asam
karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis asam.Mengapa
pembuatan ester dilakukan dengan bantuan katalis asam bukan dengan bantuan katalis basa dan bagaimana pengaruhnya jika pembuatan ester dilakukan dengan bantuan
katalis basa???
saya akan mencoba menjawab pertanyaan saudari Siti fatimah, menurur literatur yang saya baca, bahwa pembuatan ester dengan cara mereaksikan asam karboksilat dan alkohol dinamakan dengan reaksi esterifikasi. dimana reaksi esterifikasi ini merupakan reaksi reversible uang terjadi sangat lambat jadi dengan adanya bantuan katalis asam akan mempercepat tercapainya kesetimbangan dalam reaksi tersebut. selain itu ester juga dapat dilakukan dengan menggunakan katalis basa dengan menghidrolisis ester dengan adanya air berlebih. bila reaksi hidrolisis dilangsungkan dalam suasana basa diperoleh garam karboksilat dan alkohol. semoga jawaban saya dapat membantu...
BalasHapusmenurut saya .Mengapa pembuatan ester dilakukan dengan bantuan katalis asam bukan dengan bantuan katalis basa dan bagaimana pengaruhnya jika pembuatan ester dilakukan dengan bantuan katalis basa???
BalasHapushal it terjadi karena katalis asam berfungsi sebagai senyawa untuk mempercepat pemutusan ikatan OH (BASA/DARI ALKOHOL, sehingga menghasilkan senyawa ester,,,,
oke...saya agak bingung dengan jwban dari saudara ilham..
BalasHapustp saya akan perjelas lg...
bhwa katalis itu sesungguhny tidak ikut bereaksi hanya saja memudahkan terjadiny reaksi atau mempercepat reaksi..
sama halnya dengan HCl encer atau H2SO4 encer yang digunakan sebagai katalis asam pada reaksi esterifikasi..
pada H+ dari HCl encer atau H2SO4 encer mengalami pemutusan dan membentuk kesatuan dengan H20 menjadi H30+..
kemudian H30+..
Gya tarik ion positif pada H30+ menyebbkan terjadi gaya antarmolekul dipol-dipol antara ester dengan H3O+ jadi mngakibatkan terdiny pemutusan ikatan yang lemah dari kedua senyawa tersebut..
dimana ester terbagi menjadi R-COO- dan -R', Sedangkn H+ dari H3O+ mengalami pemutusan dan membntuk asam encerny lg sekaligus H2O mengalmi pemutusan mnjadi H+ dan -OH..
Kkemudian terjadila gaya tarik yang kuat pada bagian2 yaNg berpisah tersebut membentuk R-COO-H dan R'-OH..
sehingga hal ini hanya mungkin terjadi pada katalis asam..
Betul sekali apa Чğ dikatakan saudara Mahirullah bahwa katalis basa ituu tidak dapat dianggap sebagai katalis karena ketika bereaksi dengan ester malah akan menciptakan senyawa lain atau senyawa baru sehingga hal ΐ♌ϊ menyalahi aturan katalis.
BalasHapusJadi, tepatnya katalis basa tidak dapat ₫ɪ̣̇ anggap sebagai katalis namun dianggap sebagai reagen(pereaksi).
Contoh:
R-COO-R' + NAOH -> R-COO-NA + R'-OH
Menurut artikel yang saya baca,katalis asam di gunakan karena asam sebagai sumer proton untuk terjadi protonasi terhadap atom oksigen pada gugus karbonil,sehingga atom karbon lebih mudah menangkap pasangan pasangan elektron oksigen dari alkohol dan apabila di gunakan katalis basa maka asam karboksilat akan bereaksi dengan basa tersebut sehingga terbentuklah garam
BalasHapusKuat asam dari asam karboksilat hanya memberikan sumbangan kecil dalam laju reaksi pembentukan ester, maka untuk memperlaju reaksi tersebut di pergunakan katalis asam bukan katalis basa...
BalasHapusAssalamu'alaikum Wr. Wb.
BalasHapusTeman - teman tolong komentari bloh Saya juga, yaitu:
alfichemistry.blogspot.com
Baiklah Saya akan mencoba untuk menjawab pertanyaan Anda, "Mengapa pembuatan ester dilakukan dengan bantuan katalis asam bukan dengan bantuan katalis basa dan bagaimana pengaruhnya jika pembuatan ester dilakukan dengan bantuan katalis basa? " Hal ini dikarenakan dalam proses pembuatan ester atau esterifikasi itu bahan yang yang harus digunakan sebagai katalis adalah asam kuat, seperti asam sulfat (H2SO4) atau asam fosfat (H2PO4, dan esterifikasi itu sendiri dapat diartikan sebagai proses yang mereaksikan asam lemak bebas (FFA) dengan alkohol rantai pendek (metanol atau etanol) menghasilkan metil ester asam lemak (FAME) dan air. Sedangkan penggunaan basa hanya bisa dilakukan pada proses transesterifikasi, yaitu proses yang mereaksikan trigliserida dalam minyak nabati atau lemak hewani dengan alkohol rantai pendek seperti methanol atau etanol (pada saat ini sebagian besar produksi biodiesel menggunakan metanol) menghasilkan metil ester asam lemak (Fatty Acids Methyl Esters / FAME) atau biodiesel dan gliserol (gliserin) sebagai produk samping. Katalis yang digunakan pada proses transeterifikasi adalah basa/alkali, biasanya digunakan natrium hidroksida (NaOH) atau kalium hidroksida (KOH).
menurut saya asam berfungsi sebagai senyawa untuk mempercepat pemutusan ikatan OH sementara sedangkan dengan katalis basa misalnya NAOH yang merupakan ikatan hidrogen yang sulit melepaskan ohnya,,karena itu untuk reaksi tersebut di gunakan katalis asam.selain itu atalis asam di gunakan karena asam sebagai sumer proton untuk terjadi protonasi terhadap atom oksigen pada gugus karbonil,sehingga atom karbon lebih mudah menangkap pasangan pasangan elektron oksigen dari alkohol ..
BalasHapusEster dibuat dengan mereaksikan alkohol atau fenol dengan asam karboksilat kemudian direfluks. Fenol yaitu senyawa organik dimana gugus -OH langsung terikat pada cincin benzena. Reaksi pembuatan ester disebut esterifikasi dan reaksi yang terjadi disebut reaksi esterifikasi Fischer. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi reversibel yang sangat lambat, tetapi bila menggunakan katalis asam mineral seperti asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) kesetimbangan akan tercapai dalam waktu yang cepat. Pola umum dalam pembuatan ini dinyatakan dengan persamaan berikut
BalasHapusRCOOH + R1OH ↔ RCOOR1 + H2O
suasana basa tidak dapat menjadi katalis yang mempercepat laju reaksi pembentukan ester
penggunaan katalis asam pada reaksi esterifikasi adalah untuk mempercepat laju reaksi, seperti reaksi asam karboksilat dan alkohol dipanaskan dengan kehadiran katalis asam (biasanya HCL atau H2SO4), kesetimbangan terapai dengan ester dan air. proses ini disebut esterifikasi fischer, disamping itu penggunaan katalis ini dikarenakan senyawa yang bereaksi dalam keadaan asam.
BalasHapus